Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengatakan kepada parlemen negara itu bahwa akan berbicara dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk paket bailout. Dikutip dari , diskusi terebut akan dimulai Agustus ini. Wickremesinghe mengatakan diskusi dengan IMF untuk program empat tahun yang dapat menyediakan hingga $3 miliar.
"Kami yakin berhasil menyelesaikan diskusi," kata Wickremesinghe dalam pidatonya. Dia juga meminta anggota parlemen untuk bersatu membentuk pemerintahan semua partai. Wickremesinghe menyinggung soal amandemen konstitusi diperlukan untuk membatasi kekuasaan presiden.
Dikutip dari , ini menunjukkan dia akan memenuhi tuntutan utama para pengunjuk rasa yang melengserkan pendahulunya, Gotabaya Rajapaksa. "Presiden suatu negara tidak harus menjadi raja atau dewa yang ditinggikan di atas rakyatnya," ucap Wickremesinghe. "Dia (presiden) adalah salah satu warga negaranya," tegasnya.
Seperti diketahui,Wickremesinghe menjabat bulan lalu setelah Rajapaksa melarikan diri dari negara itu. Selang beberapa waktu, Rajapaksa mengirimkan surat pengunduran dirinya setelah protes massa meluas atas kesalahan penanganan ekonominya. Negara kepulauan berpenduduk 22 juta orang itu menghadapi krisis keuangan terburuk sejak kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1948.
Sri Lanka dihadapkan pada cadangan devisa yang mencapai rekor terendah. Tak berhenti di situ, ekonomi yang terpukul oleh pandemi Covid 19 dan penurunan tajam dalam pendapatan pemerintah juga mempengaruhi situasi ekonomi Kolombo.